Tuesday, August 27, 2013

Pengertian Kepemimpinan Publik Menurut Ahok dalam Kuliah Lapangan di Balai Kota DKI Jakarta


Menurut Ahok Pada saat, tugas sebagai pemimpin publik adalah yang pertama bagaimana kita bisa mewujudkan keadilan sosial karena inilah cita-cita kita yang jelas tertuang didalam pembukaan UUD 1945 dan PANCASILA, yakni mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia. Tugas yang kedua adalah mengadministrasi keadlian sosial tersebut. Dan yang ketiga adalah kita bisa memelihara dan menjaga agar keadilan sosial tetap ada didalam kerangka peraturan perundang-undangan yang ada. Dalam implementasinya bagaimana? Kalo bahasa kasarnya adalah bagaimana kita bisa membuat otak rakyat penuh, perut rakyat penuh, dan dompet rakyat penuh. Semua bangsa di dunia mengukur perut, otak, dan dompet ini dengan Index Pembangunan Manusia (Human Development Index), ini adalah dasar bagaimana pemimpin bekerja. Sebagai pelayan publik untuk mewujudkan tujuan tersebut kita harus buat suatu sistem, misal di DKI Jakarta kami membuat seleksi dan promosi terbuka lurah dan camat untuk menilai semua aparatur yang dinilai dari kinerjanya, dengan ini kami bisa mengetahui kompetensi dari semua PNS yang ada di DKI Jakarta.

Didalam kepemimpinan sektor publik dkenal teori Confusius yakni, kalo kAepalanya lurus bawahnya tidak akan berani tidak lurus. Didalam negara kita diadakan Pemilu untuk memilih pemimpin yang lurus namun kenyataannya banyak diantara kita yang mengachkannya dan golput, sehingga biasanya yang terpilih adalah orang-orang yang berani sogok dan menaburkan banyak uang. Maka di negara kita yang demokrasi ini pejabat/aparatur negaranya yang kaya raya rakyatnya tetap miskin. Maka untuk mewujudkan keadilan sosial itu susah, banyak orang-orang yang baik tidak mau tejun ke dunia politik, maka didalam demokrasi ada istilah, jika yang baik tak ada maka yang tidak baik yang berkuasa.

Didalam trust and power bagaiman kami bisa mendapatkan kepercayaan dari rakyat adalah melalui rekam jejak. Ada teori Abraham Lincoln yakni, semua orang bisa tahan terhadap penderitaan, namun jika kamu ingin menguji karakter asli seseorang berilah ia kekuasaan. Maka warga DKI mengerti dan percaya setelah mereka melihat kinerja sebelumnya. Mereka tidak memerlukan janji namun kepala yang lurus yang tidak memiliki kepentingan dan siap pasang badan untuk memelihara keadilan sosial. Kami melakukan apa yang seharusnya dan menjadi porsi seorang pejabat publik lakukan. Di DKI Jakarta persoalaan lengkap solusi lengkap yang dibutuhkan, yang dibutuhkan adalah pemimpin yang lurus dan juga tidak serakah istilahnya “nothing to loose” tidak ada yang kehilangan suatu apapun dicopot kapanpun kita oke.

Di tanah air kita ini yang kurang itu hanya satu, kalo diistilahkan mata rantai maka mata rantai itu hilang satu, yakni pemimpin yang berani berkorban untuk orang banyak. Hari ini yang kita lawan bukan penjajah lagi namun bangsa kita sendiri yang mengatasnamakan dirinya orang miskin, orang beragama, mengatasnamakan diriya pejuang hak orang banyak namun tujuan mereka sebenarnya adalah uang. Yang kita harapkan kedepan adalah akan semakin banyak yang idealis yang mau mempertahankan negara kita ini untuk masuk ke ranah politik jika yang baik tak ada maka yang tidak baik yang akan berkuasa